Bismillahirrohmaanirrohiim

---
PERTANYAAN

Jirim Nyantri
Apakah anak yang belum diaqiqoh nanti ketika hari kiamat tdk bisa memberi syafa'at kepada orang tuanya?
 
=======================

JAWABAN

Masaji Antoro
Menurut pendapat Imam Ahmad berdasarkan hadits nabi memang demikian

كل غلام مرتهن بعقيقته )الحديث( وفسره أحمد وغيره بأن من لم يعق عليه لم يشفع لوالديه واستحسنه الخطابي فقال لمن يرجو شفاعة ولده أن يعق عنه ولو بعد موته

“Setiap anak digadaikan pada aqiqahnya” (alhadits)
...
Imam Ahmad dan lainnya menafsiri hadits ini “setiap orang yang tidak mengaqiqahi anaknya tidak bisa memberi syafaat pada kedua orang tuanya” .
Imam alkhithaaby menganggapnya Hasan (baik), dia berkata “Bagi orang yang mengharapkan syafaat anaknya hendaknya mengaqiqahinya meski setelah kematian anaknya”

I’aanah at-Thoolibiin II/128

{ كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ } الْحَدِيثُ ، وَفَسَّرَهُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ بِأَنَّ مَنْ
لَمْ يَعُقَّ عَنْهُ لَمْ يَشْفَعْ لِوَالِدَيْهِ ، وَاسْتَحْسَنَهُ الْخَطَّابِيُّ ؛ فَيَنْبَغِي لِمَنْ يَرْجُو شَفَاعَةَ وَلَدِهِ أَنْ يُعِقَّ عَنْهُ وَلَوْ بَعْدَ مَوْتِهِ وَعَبَّرَ عَنْ عَدَمِ الشَّفَاعَةِ بِالِارْتِهَانِ لِأَنَّ الْمُرْتَهَنَ مَحْبُوسٌ غَالِبًا عِنْدَ رَاهِنِهِ فَلَا يَشْفَعُ ، فَشُبِّهَ مَنْ لَمْ يُعَقَّ عَنْهُ بِمَرْهُونٍ تَعَطَّلَ الِانْتِفَاعُ بِهِ ا هـ مُلَخَّصًا مِنْ شَرْحِ الْعُبَابِ لِابْنِ حَجَرٍ .

“Setiap anak digadaikan pada aqiqahnya” (alhadits)

Imam Ahmad dan lainnya menafsiri hadits ini “setiap orang yang tidak mengaqiqahi anaknya tidak bisa memberi syafaat pada kedua orang tuanya” .
Imam alkhithaaby menganggapnya Hasan (baik), dia berkata “Bagi orang yang mengharapkan syafaat anaknya hendaknya mengaqiqahinya meski setelah kematian anaknya”.

Dikatakan tidak mendapatkan syafaat akan gadaiannya karena umumnya orang yang menggadaikan memang tercegah memanfaatkan barang yang tergadaikan,.
Disamakan orang yang tidak mau beraqiqah dengan barang yang digadaikan dalam kesamaan saling tidak dapat mengambil manfaat atas barang yang masih dalam gadaian.

Hasiyah alBujairomy ‘ala al-Khootib VI/134

Wallaahu a’lamu bis showaab

















.

PALING DIMINATI

Back To Top