Bismillahirrohmaanirrohiim

Merdeka ataukah Mati !?


Semangat Kebangsaan Membawa Kemajuan Dan Kesejahteraan Bangsa Semangat Kebangsaan menciptakan Negara Merdeka dan Berdaulat   Adalah karena Semangat Kebangsaan rakyat yang Indonesia berhasil keluar dari penjajahan bangsa lain dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Merdeka dan Berdaulat. Sejarah membuktikan bahwa mereka yang tidak ber-Semangat Kebangsaan tetap berada dalam penjajahan sekalipun seakan-akan mereka hidup dalam satu negara mereka sendiri.   Semangat Kebangsaan itu timbul di dada rakyat dan khususnya para pemuda karena mengalami kehidupan yang hina dan sengsara dibandingkan rakyat yang hidup di satu negara merdeka. Lebih-lebih lagi merasakan perbedaan yang amat mencolok dalam kehidupan pihak yang dijajah dan yang menjajah, baik penjajah itu Belanda, Inggeris maupun Jepang. Perasaan itu memuncak dan menggelora menjadi semangat yang tidak sudi lagi dijajah oleh siapa pun juga. Terwujudlah Semangat Kebangsaan yang mendorong perjuangan merebut kemerdekaan didahului dengan Proklamasi Kemerdekaan oleh Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.   

Karena penjajah tidak sudi melepaskan cengkeramannya secara damai, perjuangan kemerdekaan meluas ke perjuangan fisik bersenjata. Dengan Semangat Kebangsaan yang kuat rakyat Indonesia bersedia melakukan pengorbanan apa saja demi mencapai tujuan. Perang Kemerdekaan dapat memaksa penjajah untuk akhirnya mengakui kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia pada 27 Desember 1949.     

Pancasila sebagai pedoman perjuangan.   Setelah para Pendiri Bangsa mendengarkan uraian Bung Karno yang beliau namakan Pancasila pada 1 Juni 1945 dan kemudian setuju untuk menjadikan Pancasila Filsafah Bangsa dan Dasar Negara Republik Indonesia, maka Pancasila menjadi pedoman perjuangan bangsa Indonesia. Tidak saja Pancasila menjadi Ideologi bagi para pejuang kemerdekaan, ia juga amat bermanfaat untuk mempersatukan perjuangan. Di antara para pejuang ada yang tegas berpaham kebangsaan atau nasionalisme, tetapi juga yang dimotivasi oleh ajaran agama dan ada pula yang menganut paham sosialisme. Di antara kaum nasionalis pun ada perbedaan nuansa, sebagaimana juga antara pejuang agama dan sosialisme. Namun dengan Pancasila terwujud kesatuan gerak dan perjuangan menghadapi penjajah sesuai dengan prinsip Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Ketika ada yang hendak menjadikan Perbedaan lepas dari Kesatuan dan hendak mendominasi perjuangan dengan pahamnya, maka ia mengalami akibatnya yang tidak ringan.   

Pancasila yang oleh Bung Karno disebut sebagai Isi Jiwa dan Jati Diri Bangsa Indonesia tidak dapat diabaikan apabila bangsa Indonesia hendak berhasil memperjuangkan masa depannya. Motivasi yang ditimbulkan Pancasila kepada perjuangan tampak nyata dalam perjuangan TNI. Ketika Belanda merebut Ibu Kota Perjuangan Yogyakarta dan menawan pimpinan nasional, termasuk Bung Karno dan Bung Hatta, sementara orang berpendapat bahwa perjuangan selesai. Tetapi Panglima Besar Sudirman menyatakan Terus Berjuang sampai Tujuan tercapai. Semangat Pak Dirman yang notabene sakit keras serta sikapnya yang tegas memperkuat semangat para pejuang TNI dan menjalar ke rakyat. Inilah yang tidak disangka penjajah serta sekutunya dan perjuangan gerilya yang berkobar di mana-mana akhirnya memaksa penjajah mengakui kemerdekaan Indonesia.     

Semangat Kebangsaan untuk Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan   Akan tetapi perjuangan belum selesai dengan menghasilkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Sebab Tujuan Bangsa adalah terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. NKRI merupakan sarana dan wahana untuk mencapai Tujuan Bangsa itu, sekalipun sarana dan wahana yang mutlak diperlukan. Sebab itu setelah kemerdekaan tercapai perjuangan harus menuju kepada terwujudnya Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan.   Perjuangan ini makan waktu lama dan bahkan tanpa akhir karena bangsa Indonesia tidak mau tertinggal oleh kemajuan bangsa lain. Amat banyak yang harus diwujudkan, harus diciptakan kondisi Ekonomi yang mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat disertai pelaksanaan Otonomi Daerah yang harmonis. Hal ini memerlukan peningkatan Pendidikan Nasional yang menjangkau seluruh bangsa. Ini pun harus didukung banyak kegiatan Riset untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perlu didukung kondisi Politik yang mengabdi Kesejahteraan. Dan seluruh usaha ini harus diamankan dari berbagai ancaman dan gangguan, baik dari luar maupun dalam negeri. Perjuangan ini jauh melampaui daya dan tenaga bangsa yang dikeluarkan dalam merebut kemerdekaan. Sebab itu perjuangan mewujudkan Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan perlu pula didukung dan didorong oleh Semangat Kebangsaan yang kuat. Malahan harus lebih kuat dari Semangat Kebangsaan bangsa tetangga kita, karena Indonesia memperjuangkan masa depan rakyat Indonesia yang jumlahnya sekarang sudah 220 juta orang dan akan mencapai 250 juta serta hidup di Negara Kepulauan yang luas.   

Semangat Kebangsaan diperlukan untuk mendorong dan memotivasi seluruh bangsa agar menghasilkan performa atau hasil kerja yang baik dan makin baik, dengan selalu mengusahakan hal yang terbaik melebihi apa yang sudah tercapai di bangsa tetangga kita. Semangat ini harus meliputi Penyelenggara Negara, baik di Pusat maupun di Daerah, untuk memimpin dan mengurus negara dan bangsa secara baik. Demikian pula para warga yang aktif di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Juga para Budayawan, Ilmuwan, Usahawan, para Guru dan Pendidik, para Wartawan, para anggota TNI dan Polri, dan seluruh rakyat yang menjadi Petani, Nelayan, Buruh dan Karyawan, semuanya diliputi Semangat Kebangsaan yang menghasilkan perbuatan terbaik bagi bangsa.   

Dengan dipedomani Pancasila Semangat Kebangsaan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa atas dasar Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Dengan itu dijaga agar perbedaan antara berbagai etnik, umat agama dan golongan, hubungan antara Pusat dan Daerah, semuanya berjalan dengan harmonis, saling menghargai dan kesadaran bahwa semua memerlukan NKRI yang kokoh kuat serta terwujudnya masyarakat Indonesia yang maju, adil dan sejahtera. Sebaliknya NKRI selalu memperhatikan dan memajukan kepentingan seluruh warganya dengan baik.     

Waspada terhadap Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan.   Perjuangan bangsa Indonesia harus waspada terhadap ancaman yang timbul dari kondisi internasional yang sangat dipengaruhi usaha pihak-pihak yang hendak merebut hegemoni dunia. Indonesia pun dapat menjadi sasaran usaha pihak itu kalau perkembangan Indonesia tidak cocok dengan kepentingannya.​   Ancaman lain yang tidak kalah berbahaya adalah daya tarik Sistem Nilai yang berbeda dan hendak dipakai menggantikan Pancasila. Kalau sampai bangsa Indonesia meninggalkan Jati Dirinya, maka akibatnya akan amat luas dan merugikan masa depan.   Ancaman ini diperparah ketika orang Indonesia bersedia menjadi pion atau agen usaha yang bertentangan dengan perjuangan bangsa, baik karena kepribadiannya lemah atau karena daya tarik benda dan uang.   

Tantangan bangsa Indonesia utama adalah bagaimana dapat memanfaatkan dan memelihara kekayaan Alam karunia Tuhan untuk kesejahteraan bangsa secara berlanjut. Dalam hal ini tantangan yang terberat adalah sifat Manusia Indonesia yang mempunyai kelemahan kurang konsisten sehingga kecakapannya membuat teori dan konsep yang bagus kurang dilanjutkan dengan implementasinya​ yang sesuai. Hal ini menimbulkan kelemahan pengelolaan atau manajemen yang sudah tampak sejak permulaan kemerdekaan.   Tantangan lain adalah sifat Manusia Indonesia yang mudah bosan sehingga kurang Daya Tahan atau ausdauer. Tidak sedikit orang yang bermula dengan baik dalam perjuangan di kemudian hari menyerah. Hal ini nampak dalam berbagai aspek perjuangan.   Makin menguatnya peran Uang dan Benda dalam kehidupan merupakan tantangan yang amat merugikan karena segala hal harus ada kompensasi uang. Juga sifat yang masih umum untuk lebih memandang tinggi segala hal yang berasal dari luar negeri dari pada milik dan buatan sendiri, atau satu inferiority complex , juga termasuk tantangan yang harus kita waspadai.   

Hambatan yang amat merugikan adalah sifat Masyarakat Indonesia yang lemah disiplin sehingga mengakibatkan berbagai kesalahan dalam performa. Hal ini sering ditimbulkan oleh sifat gumampang sehingga mengakibatkan berbagai kekurangan. Birokrasi yang lemah, aparat hukum yang kurang andal, bukan disebabkan kurangnya pengetahuan, melainkan karena kurang mau mengikuti ketentuan yang berlaku.   Gangguan yang harus diatasi adalah sifat menimbulkan kelemahan pada diri sendiri. Hal ini sering disebabkan mudahnya kena provokasi karena kurang kendali diri. Seperti tidak jarang satu demo yang bermula dengan baik dan teratur berubah ke perusakan yang justru merugikan kita sendiri, termasuk bagi para pendemo. Ini semua karena kurang mantap dalam pikiran dan perasaan. Boleh dikatakan bahwa ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan umumnya justru terletak pada Manusia Indonesia sendiri yang kemudian malahan menguntungkan pihak yang merugikan kita.     

Harapan pada Masa Depan.   Menghadapi keadaan Indonesia masa kini kami pejuang Angkatan 1945 amat prihatin karena perjuangan sudah cukup jauh keluar jalur semula. Memang pihak asing tertentu memuji-muji Indonesia sekarang dengan mengatakan bahwa telah on the right track., karena mereka tidak berkepentingan Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Celakanya adalah bahwa ada pemimpin kita yang bangga dengan pujian itu dan tidak menyadari dampaknya. Yang terutama menjadi halangan bagi Masa Depan Gemilang adalah UUD 1945 yang sudah divermaak sehingga sudah meninggalkan Pancasila sebagai Dasar Negara sekalipun namanya masih sama UUD 1945.   

Namun kami percaya bahwa Generasi Muda Indonesia mempunyai Semangat Kebangsaan yang tidak kurang dari kami Angkatan 1945. Memang rasanya sekarang masyarakat pada umumnya jauh dari Semangat Kebangsaan dan Rasa Patriotik, kalah oleh desakan kondisi yang dikuasai Uang dan Benda. Akan tetapi kami pervaya bahwa ada Generasi Muda yang tidak larut dalam kelemahan itu. Mereka tetap Cinta Tanah Air dan Bangsanya dan masih cukup cerdas serta cermat untuk menentukan dengan benar apa yang harus dilakukan. Dulu pun pada periode 1945-1950 cukup banyak orang Indonesia yang tidak tahan berjuang dan memilih diam atau malahan memihak penjajah. Hanya karena ada segolongan bangsa yang tetap ber-Semangat Kebangsaan kuat dan berfungsi sebagai critical mass atau kelompok pendobrak sehingga dapat menentukan mainstream perjuangan yang mengajak mayoritas Rakyat bertekad memenangkan perjuangan.   

Harapan kami adalah Generasi Muda sekarang juga dapat menghasilkan satu critical mass yang kemudian mengubah mainstream perjuangan yang negatif menjadi positif-dinamis​ untuk menghasilkan Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan.   Kami Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai akan terus menyediakan tenaga dan pikiran untuk mendukung perjuangan bangsa dan usaha Generasi Muda yang penuh Semangat Kebangsaan mewujudkan Tujuan kita, satu Negara dan Bangsa yang kehidupannya maju, adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila, Jati Diri Bangsa, serta dihargai dan dihormati masyarakat internasional.   
Salam Perjuangan !   Andhika Pratama
(Oleh: Zaine Elarifine Yahya)


.

PALING DIMINATI

Back To Top