Bismillahirrohmaanirrohiim

NU SEBAGAI ISLAM TRANS-NASIONAL

Kali pertama Dubes Arab Saudi mengadakan jamuan makan untuk PBNU. Sekarang, bukan hanya Afganistan yang serius mengadopsi wasathiyah, moderatisme Nahdhatul Ulama tetapi juga 'Produsen Utama" Islam Radikal, yaitu Saudi Arabia.

Putra Mahkota Muhammad bin Salman nampaknya sangat menyadari sumber terorisme internasional itu dari ajaran Wahabi yang berasal dari negaranya. Paham keagamaan yang menjadi patron kekuasaan paling intim.

Saya setuju dengan Pak Dubes Bapak Agus Maftuh, Slogan Islam Wasathiy yang didengungkan Putra Mahkota terinsipirasi Islam Indonesia tepatnya Nahdhatul Ulama.

Nilai positifnya bagi muslim Indonesia yang mayoritas NU diantaranya,

Pertama, Perjuangan NU dan Ahlu Sunah Dunia untuk menghentikan pengahancuran situs-situs Islam oleh Saudi akan menemukan jalannya setelah terputus lebih dari 75 tahun lamanya. Dan tidak seterjal perjuangan komite Hijaj yang dipimpin KH. Wahab Hasbullah dkk dahulu.

Kedua, Kita berharap dari perubahan haluan Islam di Saudi, praktek ibadah umat Islam diberi kebebasan selama dalam koridor madzhab empat seperti ziarah ke makam Nabi saw dan Sahabat, dzikir dan halaqah keagamaan di Masjidil Haram.

Ketiga, penghentian upaya wahabisasi kepada Jamaah haji asal Indonesia, dan penghentian impor paham ini ke berbagai Negara.

Perebutan kekuasaan yang terjadi dinegara tersebut ibarat sisi mata uang yang tak terpisahkan dari perubahan positif yang sedang berhembus deras di Saudi.

Saudi berbenah mempraktekan Islam ala NU seperti Maulid Nabi saw dll, sedangkan Wahabi jaman Old ingin membawa rongsokan dari Saudi untuk diterapkan di Indonesia.

Ini yang dimaksud gagasan NU Sebagai Islam transnasional yang dikemukakan Prof Ismail Fajrie Alatas medio 2012 lampau.

NU Transnasional itu bukan membuka cabang istimewa NU diberbagai Negara, tapi NU menjadi paham Islam yang diterima sebagai solusi dan alternatif dari praktek keislaman mereka sebelumnya yang tidak compatible lagi.

Orang Barat dan Eropa mempertimbangkan mengimpor Islam Nusantara, kata mereka "Is Islam Compatible with Western Society?  And what can we learn from the world's largest Muslim Population?"

-Ahmad Tsauri

#alanu


.

PALING DIMINATI

Back To Top