Bismillahirrohmaanirrohiim

TUJUH NASEHAT JALAN SELAMAT

Sahabat Abdullah bin Mas’ud, _radhiyallaahu ‘anhu_ setiap sore hari Kamis selalu menyampaikan nasehat begini kepada murid-muridnya:

إِنَّهُ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ تُمَاتُ فِيهِ الصَّلاةُ، وَيُشْرِفُ فِيهِ الْبُنْيَانُ، وَيَكْثُرُ فِيهِ الْحَلْفُ وَالتَّلاعُنُ، وَتَفْشُو فِيهِ الرِّشَى وَالزِّنَا، وَتُبَاعُ الآخِرَةُ بِالدُّنْيَا، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَالنَّجَاةُ فَالنَّجَاةُ، قَالُوا: وَكَيْفَ النَّجَاةُ؟ قَالَ: كُنْ حِلْسًا مِنْ أَحْلاسِ بَيْتِكَ وَكُفَّ لِسَانَكَ وَيَدَكَ

_“Sesungguhnya akan datang satu masa kepada manusia, dimana shalat telah dimatikan, bangunan telah dibuat tinggi-tinggi, banyak sumpah dan saling melaknat, rasywah dan perzinahan merajalela dan akhirat ditukar dengan dunia. Apabila kalian melihat demikian itu terjadi, maka utamakan kesalamatan dirimu, utamakan keselamatan dirimu.” Mereka berkata, “Bagaimana cara menyelamatkan diri?” Beliau berkata, “Jadilah kamu alas di antara alas-alas di rumahmu, dan tahan lidah dan tanganmu.”_

Hadits riwayat Ibnu Abi al-Dunya dalam kitab al-‘Uzlah [193].

Hadits tersebut memberikan pesan tentang beberapa hal yang terjadi pada masa-masa akhir zaman.

_*Pertama,*_ shalat telah dimatikan. Maksudnya banyak orang meninggalkan shalat maktubah. Atau menunaikan shalat tetapi telah hilang ruhnya, yaitu tidak adanya khusyu’ dalam shalat, sehingga shalat yang dikerjakan tidak berpengaruh positif dalam kehidupan manusia.

_*Kedua*_, bangunan yang tinggi-tinggi telah dibuat dimana-mana, seperti bangunan perhotelan, mall-mall, pusat-pusat perbelanjaan dan perkantoran. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi pemikiran manusia lebih diarahkan pada urusan duniawi.

_*Ketiga,*_ rasywah (sogok dan suap) dan perzinahan merajalela. Rasywah, atau suap dan sogok telah terjadi secara umum, tanpa pandang bulu. Kalau dulu, rasywah hanya diberikan kepada sebagian pejabat. Akan tetapi sekarang, rasywah juga diberikan kepada wakyat biasa dan para tokoh ketika menjelang pemilihan umum. Sedangkan perzinahan juga telah merajalela tanpa pandang usia.

_*Keempat*_, akhirat ditukar dengan dunia, maksudnya banyak hal-hal yang dilakukan oleh seseorang yang semestinya untuk mencari pahala akhirat, tetapi dilakukan untuk mengumpulkan harta benda dan kekayaan duniawi.

_*Kelima*_, orang yang ingin menyelamatkan diri dari hal-hal di atas, hendaknya menjadi seperti tikar atau alas di rumahnya, yaitu tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan yang mendesak dan diperlukan dan memperbanyak diam. Keluar dari rumah akan dihadapkan pada banyak kemaksiatan yang menggiurkan.

_*Keenam*_, selain tidak keluar rumah, hendaknya seseorang ketika ada di rumah menahan lidah dan tangan. Di sini ada pertanyaan, jika seseorang sudah ada di rumah, mengapa harus menahan lidah dan tangan? Bukankah orang yang ada di rumah tidak akan mungkin mengganggu orang lain? Sepertinya hadits ini mengarah pada pengertian, agar kita tidak menghubungi orang via telepon, yang akan mengarah pada pembicaraan negatif seperti menggunjing dan semacamnya. Sedangkan menahan tangan adalah tidak mengambil remote untuk menyalakan televisi atau mengambil telepon seluler untuk menyampaikan hal-hal yang negatif via medsos seperti sms, whatsaap, facebook, twiter dan lain-lain. Wallahu a’lam.

_*Ketujuh,*_ hadits seperti di atas, mekipun mauquf atau perkataan seorang sahabat, yaitu Abdullah bin Mas’ud, tetapi biasanya oleh para ulama dianggap marfu’, bersumber dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena isinya membicarakan hal-hal yang bersifat gha ib dan diketahui melalui seorang nabi.   *Wallahu a’lam.*

_Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq._

           *_Semoga Bermanfaat_*
   
           🍃  *Jadd al Aufa*
                     18112017


.

PALING DIMINATI

Back To Top